cookieOptions = {link}; Bantengan Nuswantara 2010, Kota Wisata Batu - Jawa Timur - Indonesia | Hafid Junaidi

Wednesday, December 16, 2009

Bantengan Nuswantara 2010, Kota Wisata Batu - Jawa Timur - Indonesia


Muhammad Anwar 15 Desember jam 13:29 dalam facebook menulis

“Budaya, identifikasi sebagai bentuk nyata yg mencerminkan keberadaan sebuah bangsa. Relasi keduanya sangat kuat, karena ada unsur kepemilikan”

Kesadaran untuk membangun masyarakat Indonesia yg sifatnya multibudaya, dimana acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia yg multibudaya adalah multibudayaisme, yaitu sebuah ideologi yg mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan (Suparlan,1999).

Kesadaran untuk membangun masyarakat Indonesia yg sifatnya multibudaya, dimana acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia yg multibudaya adalah multibudayaisme, yaitu sebuah ideologi yg mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan (Suparlan,1999).

Dalam model multikultural ini, sebuah masyarakat (termasuk juga masyarakat bangsa seperti Indonesia) dilihat sebagai mempunyai sebuah kebudayaan yg berlaku umum dalam masyarakat tersebut yg coraknya seperti sebuah mosaik. Di dalam mosaik tercakup semua kebudayaan dari masyarakat-masyarakat yg lebih kecil yg membentuk terwujudnya masyarakat yg lebih besar, yg mempunyai kebudayaan yg seperti sebuah mosaik tersebut.

Model multibudayaisme ini sebenarnya telah digunakan sebagai acuan oleh para pendiri bangsa Indonesia dalam mendesain apa yg dinamakan sebagai kebudayaan bangsa, sebagaimana yg terungkap dalam penjelasan Pasal 32 UUD 1945, yg berbunyi: “kebudayaan bangsa (Indonesia) adalah puncak-puncak kebudayaan di daerah”

Seni Tradisional Bantengan, adalah sebuah seni pertunjukan budaya tradisi yg menggabungkan unsur Tari-tarian, olah kanuragan, musik, dan syair/mantra/suluk. Perkembangan kesenian Bantengan sebagai bagian dari kekayaan budaya masyarakat yg terjadi di masyarakat Jawa Timur khususnya, berkembang dimasyarakat pedesaan dan kelompok Pencak silat yg berada di sekitar lereng Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, Arjuno-Welirang, Anjasmoro, Kawi dan Raung-Argopuro untuk mengungkapkan ekspresinya sesuai dengan kearifan lokal.

Property pertunjukan kesenian Bantengan, yaitu :

  1. Pemain bantengan terdiri dari 2 orang, 1 orang bertindak sebagai 2 kaki didepan sekaligus memegang kepala bantengan yg mengontrol permainan dan 1 orang dibelakang menjadi ekor bantengan dan 2 kaki belakang.
  2. Tanduk (banteng, kerbau, sapi, dll)
  3. Kepala banteng yg terbuat dari kayu ( waru, dadap, miri, nangka, loh, kembang, dll)
  4. Klontong (alat bunyi di leher)
  5. Keranjang penjalin, sebagai badan (pada daerah tertentu hanya menggunakan kain hitam sebagai badan penyambung kepala dan kaki belakang)
  6. Gongseng kaki
  7. Pendekar pengendali kepala bantengan (menggunakan tali tampar)
  8. Jidor, gamelan, pengerawit, dan sinden
  9. Sesepuh, pamong, dan pendekar pemimpin yg memegang kendali kelompok dengan membawa kendali yaitu Pecut (Cemeti/Cambuk)
  10. Macanan dan Monyetan sebagai peran pengganggu bantengan
  11. Berbagai macam alat dan kelengkapan yg diperlukan

KONSEPSI BANTENGAN NUSWANTARA 2010

ADIGUNG, ADILUHUR, ADIGUNA

Tantangan dari setiap siapapun, baik individual maupun kelompok yg telah mampu mewujudkan ekspresinya sebagai pengakuan terhadap eksistensi adalah tentang konsistensi. Bagi kami, kesuksesan penyelenggaraan Bantengan Nuswantara 1 dan 2 bukan sekedar menjadi sebuah monumen budaya atau sekedar menjadi aktifitas tahunan. Namun sebuah cita-cita besar dibalik pagelaran kebudayaan seni tradisional ini akan mampu menjadi narasi dan bagian sejarah dalam menjaga secara penuh kekayaan budaya Indonesia.

Didasari pemikiran diatas, sebagai bagian upaya menjaga secara penuh kepemilikan atas warisan kebudayaan tradisional bangsa Indonesia yg Agung dan Luhur. Serta menjadikan narasi narasi kecil yg selama ini telah kami lakukan agar mampu menjadi bagian dari sebuah catatan kebudayaan, maka Bantengan Nuswantara 2010 kembali kami laksanakan. Sebuah upaya kebersamaan aktivitas budaya agar berguna bagi Bangsa Indonesia tentunya.

Cultural Diversity atau Keragaman Budaya

diartikan sebagai kekayaan budaya yg dilihat sebagai cara yg ada dalam kebudayaan

kelompok atau masyarakat untuk mengungkapkan ekspresinya

RENCANA KEGIATAN

A. Nama Kegiatan : BANTENGAN NUSWANTARA 2010

B. Tema : CULTURAL DIVERSITY

Ekspresi, Eksistensi dan Konsistensi berkebudayaan

C. Waktu : 13 Februari - 10 April 2009

D. Pelaksana : Komunitas Penggiat Budaya Indonesia

E. Sekretariat : Jl. Brantas II/03 Kota Batu – Jawa Timur

TUJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN

  1. Melanjutkan agenda rutin tahunan Komunitas Penggiat Budaya Indonesia
  2. Menyajikan penampilan terbaik dari setiap padepokan/grup seni Bantengan se-Jawa Timur
  3. Membangun kesadaran bersama atas kepemilikan seni budaya tradisional Bantengan dari Jawa Timur sebagai salah satu asset kekayaan bangsa Indonesia
  4. Menyampaikan pesan edukasi, pengarahan dan aktualisasi ekonomi
  5. Sebagai upaya pelestarian dan pengembangan seni kebudayaan tradisi Indonesia
  6. Sebagai ruang kreatifitas masyarakat pelaku, pencinta, pemerhati seni dan budaya melalui rangkaian kegiatan yg terselenggara dalam Bantengan Nuswantara 2010
  7. Membangun identitas khusus bagi Kota Wisata Batu melalui agenda rutin tahunan Pagelaran Kesenian Bantengan Nuswantara
  8. Sebagai agenda pariwisata kebudayaan khususnya Kota Batu – Jawa Timur dalam lingkup agenda

Visit Indonesia

No comments:

Post a Comment