Ini tentang sekolah kami, dan beberapa sekolah yang senasib dengan kami. Sekolah kami adalah sekolah yang relatif kecil. Jumlah siswa keseluruhan kurang dari 100 siswa. dan mayoritas siswa termasuk menengah ke bawah. Bahkan benar-benar ada yang gratis. Sekolah yg cukup di pinggir.
Masalahnya begini. Waktu itu kami senang sekali mendapatkan bantuan blockgrant komputer 2 unit, dimana total bantuan itu kalo tidak salah 15 juta. Kami senang sekali, apa lagi setelah itu kami juga mendapatkan bantuan sambungan internet Speedy. Tapi bantuan itulah yang akhirnya justru menjadi beban sekolah kami.
Sekolah kami, dan tidak hanya sekolah kami, beberapa sekolah kecil yg mendapat bantuan itu akhirnya mengadakan pembicaraan dengan pihak dinas P dan K, sehingga disepakati dan disetujui agar sekolah kami bisa bermigrasi Speedynya. Dari yang awalnya dengan abodemen bantuan Blockgrant itu juga yang sebesar 350.000-an untuk limit pemakaian Speedy 3.000MB, untuk bermigrasi pada layanan Speedy Personal dengan limit 1.000MB abodemen 200.000 per bulan. tentu saja itu didasarkan pada kemampuan sekolah kami.
Sebenarnya Abodemen sebesar itu pun sekolah kami masih merasa keberatan, memandang memang kemampuan sekolah dan wali murid yang memang menengah ke bawah.
Yang jadi masalah adalah, kami telah mengajukan migrasi ke pihak Speedy (Telkom), tapi ternyata sampai sekarang hal tersebut ternyata belum dijalankan oleh pihak Telkom, alasannya karena memang program tersebut belum disetujui pihak Propinsi (Mungkin Dinas P dan K-nya).
Padahal, pemakaian bulan Desember ini sudah dibiayai oleh sekolah sendiri, kalo 3 bulan sebelumnya sih dapat subsidi itu, dan itu tidak menjadi masalah, tapi untuk pemakaian selanjutnya? Waduh sekolah kami merasa keberatan sekali. Tolonglah kami, kenapa Speedy tidak mengabulkan permohonan migrasi kami, mengapa propinsi tidak menyetujuinya? TOLONG
semoga mas Nedy cepat menemukan jalan keluar masalah flexynya
ReplyDelete