Bukittinggi(Pinmas)--Menteri Agama Suryadharma Ali menyatakan, kemerosotan akhlak di kalangan generasi muda dapat dicegah melalui Gerakan Magrib Mengaji.
Gerakan Masyarakat Magrib Mengaji (M3) bisa dijadikan sebagai sarana transfer ilmu dari orang tua kepada anak, katanya di Bukittinggi, Sumatera Barat, Sabtu.
Menteri Agama (Menag) dalam kunjungan kerjanya ke kota jam gadang itu, seperti juga pada kunjungan kerja di daerah lainnya, kembali mengingatkan tentang perlunya mengaji (membaca Al Quran) di waktu magrib,
Ia mengatakan, bukan hanya sebagai sarana transfer ilmu dari orang tua kepada anak tetapi lebih dari itu. Di antaranya meningkatkan keakraban antara orang tua dan anak melalui shalat berjamaah yang bisa dilanjutkan misalnya dengan kegiatan makan bersama.
Kini kebisaan magrib mengaji sudah lama ditinggalkan. Tidak salah kebiasaan yang sudah hilang dihidupkan kembali. Apalagi dewasa ini para pemuka agama mulai risau dengan kemerosotan akhlak, kata Suryadharma Ali.
Sekarang ini sudah terasa, di kalangan remaja buta aksara meningkat karena kegiatan magrib mengaji hilang.
Karena itu ia merasa yakin bahwa jika ini dihidupkan lagi, maka moral anak bangsa secara kolektif moral akan membaik.
Dahulu jika ada anak waktu magrib di berada di luar rumah, menjadi aib bagi orang tua. Sekarang menjadi biasa, katanya mengingatkan.(ant/es)
sumber: kemenag.go.id
Gerakan Masyarakat Magrib Mengaji (M3) bisa dijadikan sebagai sarana transfer ilmu dari orang tua kepada anak, katanya di Bukittinggi, Sumatera Barat, Sabtu.
Menteri Agama (Menag) dalam kunjungan kerjanya ke kota jam gadang itu, seperti juga pada kunjungan kerja di daerah lainnya, kembali mengingatkan tentang perlunya mengaji (membaca Al Quran) di waktu magrib,
Ia mengatakan, bukan hanya sebagai sarana transfer ilmu dari orang tua kepada anak tetapi lebih dari itu. Di antaranya meningkatkan keakraban antara orang tua dan anak melalui shalat berjamaah yang bisa dilanjutkan misalnya dengan kegiatan makan bersama.
Kini kebisaan magrib mengaji sudah lama ditinggalkan. Tidak salah kebiasaan yang sudah hilang dihidupkan kembali. Apalagi dewasa ini para pemuka agama mulai risau dengan kemerosotan akhlak, kata Suryadharma Ali.
Sekarang ini sudah terasa, di kalangan remaja buta aksara meningkat karena kegiatan magrib mengaji hilang.
Karena itu ia merasa yakin bahwa jika ini dihidupkan lagi, maka moral anak bangsa secara kolektif moral akan membaik.
Dahulu jika ada anak waktu magrib di berada di luar rumah, menjadi aib bagi orang tua. Sekarang menjadi biasa, katanya mengingatkan.(ant/es)
sumber: kemenag.go.id
maju terus..bangun akhlak.
ReplyDeleteA great movement... Apalagi bakda Maghrib adalah waktu yang relatif tenang pasca hiruk pikuk aktifitas saat matahari bersinar. :)
ReplyDeletesetuju banget, sekarang para orang tua terlihat longgar ketika Maghrib tiba, dulu saya bisa ditegor kalau masih diluar tapi sekarang rasanya sudah sangat tidak menghargai lagi akan waktu Maghrib tersebut
ReplyDeleteSalam
Kita patut prihatin...
ReplyDeleteAnak-anak sekarang tampak lebih asyik nonton TV atau ber-face book ria, daripada mengaji.
kita sebagai orang tua (tapi sy belum lho ya, he6) harusnya sebagai pengontrol perilaku anak2 tersebut, jangan sampai lengah, orang tualah yang bertanggung jawab
ReplyDelete