Mungkin kalau yang dengar kata-kata itu temen kerja sekantor senior, bisa naik pitam beliau, namun sebagai junior lapis kedua, tiada hal lain yang bisa dilakukan kecuali menengahinya dengan argumen-argumen realistis saja, berharap emosinya yang meledak-ledak tidak benar-benar meledak membakar teman-teman yang lain. Beginilah nasib berjuang sebagai katak dalam tempurung. Seakan-akan dunia dah cukup segitu saja, padahal diluar itu cukup komplek permasalahannya, namun bila memang dalam tempurung telah lengkap semua elemen alam, mungkin itulah sebuah prototype.
No comments:
Post a Comment